Desember 2019



Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, berhasil melangkah ke final Indonesia Masters 2020.

Kepastian tersebut didapat setelah Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan mengalahkan rekan senegara, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto pada laga semifinal, dengan skor 21-12, 18-21, 21-17, Sabtu (18/1/2020).

Sebagai pemain yang lebih senior, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan memberikan wejangan kepada kedua juniornya tersebut.

Meskipun menang, Ahsan/Hendra memuji penampilan Fajar/Rian di laga kali ini.

"Kami bersyukur bisa memenangkan pertandingan hari ini. Permainan Fajar/Rian cukup bagus, cuma sedikit kesalahan saja pada gim ketiga," kata Hendra dalam konferensi pers yang dihadiri BolaSport.com.

"Sebenarnya mereka sudah cukup baik, tetapi di poin-poin krusial harus diperhatikan. Jika hilang satu poin, biasanya jadi beruntun," ujar Ahsan.

Menurut Ahsan, Fajar/Rian harus tahu bagaimana cara untuk bangkit kembali dan menghentikan kesalahan mereka saat bertanding.

"Saya rasa dengan banyaknya bertanding mereka akan mendapat pengalaman itu akan berubah secara otomatis," ucap Ahsan.

Pada gim ketiga, Fajar/Rian sebetulnya sempat memimpin 14-12. Akan tetapi, mereka kemudian melakukan kesalahan beruntun sehingga Ahsan/Hendra berbalik unggul 18-14 dan akhirnya memenangkan pertandingan.

Pertemuan sesama Indonesia juga membuat dua pasang pemain ini tidak didamping pelatih dan asisten pelatih mereka yakni Herry Iman Pierngadi dan Aryono Miranat.

Hal tersebut dianggap Hendra sebagai sebuah keuntungan.

"Kalau masalah tidak ditemani pelatih karena bertemu sesama Indonesia itu ada bagusnya. Jadi, kami bisa saling kasih masukkan ke partner," ucap Hendra.

"Kami bisa berdiskusi mau bermain seperti apa, bagusnya seperti itu. Sambil bisa berpikir juga," ujar Hendra.

Melalui hasil ini, Ahsan/Hendra mengungguli Fajar/Rian dalam catatan rekor pertemuan mereka dengan skor 2-1.

Pada pertemuan sebelumnya yakni pada Kejuaraan Dunia 2019, Ahsan/Hendra mengalahkan Fajar/Rian dengan skor 21-16, 15-21, 21-10.

Pada German Open 2018, Fajar/Rian menang atas Ahsan/Hendra, dengan skor 22-20, 22-20.

Kekurangan Mitsubishi Xpander, Tak Semua Orang Mengalaminya
Mitsubishi Xpander Cross

Jakarta – Mitsubishi Xpander merupakan salah satu MPV yang ada di Indonesia. Mobil yang berbagi platform dengan Nissan Livina generasi terbaru ini memiliki desain yang cukup dinamis dan modern.

Tak ayal banyak orang yang memalingkan muka dari Toyota Avanza-Daihatsu Xenia ke arah Mitsubishi Expander ini. Mobil yang harganya selalu naik dan belum memiliki diskon hingga saat ini punya banyak kelebihan dan beberapa kekurangan.

Salah satu kelebihan dari Mitsubishi Xpander adalah desain. Desain dari Mitsubishi Xpander dinilai segar, tidak membosankan, dan cukup elegan. Tampilannya merepresentasikan sebuah LMPV yang elegan dan kaya akan fitur modern.

Sebagai LMPV, bisa dibilang Expander merupakan satu-satunya LMPV yang mengusung fitur start/stop button pertama di kelasnya. Selain itu, interior dari mobil ini juga dapat dipilih.

Mitsubishi menghadirkan dua pilihan warna interior pada Xpander ini. Mulai dari warna hitam dan beige dapat dipilih sesuai selera oleh konsumen. Kedua warna ini menjadi salah satu solusi bagi sebagian orang yang kerap tidak suka dengan warna beige atau hitam.

Warna beige memberikan kesan mewah, elegan dan bersih. Namun, tak sedikit orang yang menilai warna ini cepat kotor. Terlebih karena ini adalah LMPV yang biasanya digunakan bersama keluarga.

Ketakutan pemilik tentang warna interior ini disebabkan oleh anak-anak. Anak-anak dinilai tidak mempedulikan apapun pada saat di dalam mobil. Makanan bisa tumpah, minuman membasahi jok, dan berbagai kotoran dari sandal atau sepatu juga bisa menghiasi jok dengan bahan ini. Jika sudah kotor, warna interior beige ini cukup sulit dihilangkan.

Berbeda dengan interior berwarna hitam. Interior warna hitam dianggap lebih memberikan kesan sporty, dan kalem.

Perawatan Interior Xpander


Interior warna hitam juga dinilai cukup mudah untuk dirawat. Tak perlu perawatan khusus, karena interior berwarna gelap mampu menyamarkan berbagai noda. Maka dari itu, banyak orang yang memilih interior Xpander berwarna hitam.

Kendati mobil ini memiliki banyak kelebihan, sebenarnya Xpander juga punya beberapa kekurangan. Mobil yang menjadi kompetitor serius bagi Toyota Avanza ini kerap ditemui beberapa penyakit.

Segala kelebihan dari Mitsubishi Xpander seakan mampu menjadi daya tarik utama dari mobil 7 penumpang ini. Padahal, sebenarnya Mitsubishi Expander juga memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan ini sayangnya tidak terlalu terekspos lantaran masih banyak orang yang belum mengalami.

Bagi sebagian orang, ternyata Xpander ini juga punya kekurangan. Lalu, apa saja kekurangan Mitsubishi Xpander ini? Carmudi Indonesia mencoba melakukan penelusuran mengenai kekurangan Xpander.

Kesempatan ini pun kami coba untuk melakukan wawancara dengan salah satu bengkel mobil di Jakarta. Bengkel Merdeka, namanya. Bengkel yang terletak di bilangan Jakarta Barat ini sedikit bercerita tentang Mitsubishi Xpander, khususnya kekurangan-kekurangan yang dimiliki MPV tersebut. Lalu, apa saja kekurangan dari mobil ini?

Kekurangan Mitsubishi Xpander


Di samping memiliki banyak keunggulan, Mitsubishi Xpander juga memiliki beberapa kekurangan. Kepala bengkel Merdeka, Gede, mengatakan kekurangan yang dimiliki mobil tersebut adalah bodinya yang tipis dan sparepartnya yang susah dicari. Ia mengatakan jika kualitas bodi Xpander dinilai kurang mumpuni.

“Kalo untuk mesin, selama ini saya belum menemukan masalah ya, hanya ganti oli saja. Kemarin pernah ada yang kecelakaan, nyari sparepartnya agak susah. Mungkin karena mobil baru ya,” buka Gede kepada Carmudi. Pria yang sudah lebih dari 10 tahun menjadi mekanik ini menambahkan bahwa mobil merek Mitsubishi jarang ada yang komplain untuk masalah mesinnya. Untuk masalah bodi Xpander, ia mengatakan bahwa besinya terlalu tipis.

“Bodinya dibilang ‘ringkih’ sih nggak, besinya terlalu tipis jadi lebih mudah saat terkena tekanan. Kena apa sedikit, masuk (bodinya),” jelas Gede.

Berkaitan dengan penggerak roda depan serta komponen kaki-kaki pada Xpander, Gede mengatakan bahwa ia belum menemukan masalah untuk dua hal tersebut. Ia menambahkan selama ini baru perawatan saja pada Expander, seperti body repair.

“Belum ada kalau yang komplain dengan masalah kaki-kakinya Xpander. Belum ketemu di saya. Masih yang standar-standar aja sih biasanya. Garansi Mitsubishi kan 3 tahun kalo nggak salah. Jadi, ke bengkel umum belum ada ‘lemparan’, paling cuma ganti oli. Rata-rata orang tuh suka ragu di 10.000 km, jadi di 5.000 km mereka udah ganti,” sambungnya.

Mengenai sparepart pada Expander, menurutnya, orang masih berpikir dua kali. Ketersediaan komponen untuk Xpander dinilai sulit ditemukan. Ia bercerita pernah membeli sparepart di kawasan Slipi dan ia hanya mendapatkan kampas rem, filter udara, dan filter oli. “Yang lain-lain kayaknya belum ada. Masih biasanya dicari ke bengkel resmi kayaknya,” paparnya.

Pelumas Rekomendasi untuk Mitsubishi Xpander


Selain hal di atas, biasanya para pemilik Xpander kerap bingung dengan oli mesin yang akan digunakan. Banyak para pemakai Xpander ini kebingungan dalam memilih oli mesin yang tepat. Maka dari itu, Gede mengatakan jika pelumas yang tepat untuk Xpander adalah oli dengan viskositas yang sedikit encer.

“Untuk oli yang direkomendasikan pada Mistubishi Expander, itu bisa memakai oli dengan kandungan viskositas 5w-30. Xpander ini membutuhkan pelumas dengan jumlahn minimal 4 liter dan tidak ada batasan maksimal,” katanya.

“Dari Mitsubishi-nya sendiri, mereka itu mengeluarkan 4 liter. Kalau selama ini sih untuk mobil-mobil awal, saya tawarkan dulu ownernya mau pakai oli yang standar, atau mau ganti yang lain,” ucap pria ramah ini. Viskositas oli dengan nilai SAE 5W-30 dinilai cocok dengan karakter mesin mobil baru seperti Xpander.

Mitsubishi Xpander Tak Perlu Memakai Cairan Penambah Oktan

Salah satu hal yang kerap dilakukan oleh para pemilik mobil baru adalah menambahkan cairan oktan. Cairan penambah oktan ini biasanya digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam tangki bensin.

Lantas, apakah cairan penambah oktan ini cocok dengan Mitsubishi Xpander? Apakah ada efek samping yang dihasilkan? Lebih lanjut Gede mangatakan jika pemakaian cairan penambah oktan pada Xpander dinilai mubazir.

“Kalau dia (konsumen) pakai Pertalite, mau nggak mau kan harus ditambah oktan. Kalau dia pakai Pertamax, nggak usah ditambahkan cairan penambah oktan seperti itu. Mubazir,” jelasnya. Mitsubishi Xpander merupakan salah satu LMPV yang cukup laris di pasar Indonesia. Penjualannya setiap bulan saling kejar mengejar antara Expander dengan Avanza.

alistarbot

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget